Selasa, 04 September 2012

SPIRITUAL SEBAGAI FONDAMEN KEHIDUPAN


Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika oleh Dr. Marsigit, MA.
Filsafat seringkali diartikan sebagai pola pikir, refleksi diri dan juga sebagai ilmu kebijakan. Dalam mempelajari filsafat sebaiknya tetapkan terlebih dahulu spiritual sebagai fondamen dalam hidup. Karena terkadang ilmu pengetahuan yang telah dikuasai akan mengganggu spiritual yang dimiliki. Sebagai contoh, beberapa ilmuwan dari negara barat mengembangkan ilmunya untuk meneliti keberadaan Tuhan, keberadaan roh, dan bahkan membuat alat untuk melindungi diri agar terhindar dari “Kiamat”. Hal ini jelas terlihat bahwa penggunaan ilmu pengetahuan telah disalahgunakan. Seharusnya penggunaan ilmu pengetahuan adalah untuk melengkapi dan memaknai, sehingga kita senantiasa bersyukur kepada Tuhan.
Mempelajari filsafat, berangkat dari hal-hal yang sepele, dan ada di sekitar kita. Karena obyek dari filsafat adalah segala yang ada dan yang mungkin ada. Maksud dari segala yang ada adalah segala hal yang telah kita ketahui. Sedangkan maksud dari segala yang mungkin ada adalah segala hal yang belum kita ketahui. Jadi, obyek kajian filsafat begitu luas dan mendalam. Alat yang digunakan untuk mempelajari filsafat yaitu bahasa analog, bahasa yang lebih dari sekedar bahasa kiasan. Sedangkan metode untuk mempelajari filsafat yaitu hermeneutika (menterjemahkan dan diterjemahkan).
Berpikir dalam mempelajari filsafat ada dua macam, yaitu berpikir secara intensif dan berpikir secara ekstensif. Kita telah mengerti arti kata intensif, yaitu berpikir sedalam-dalamnya. Dalam berfilsafat sangat dibutuhkan pemikiran yang intensif. Selain berpikir intensif kita juga harus berpikir secara ekstensif yaitu berpikir seluas-luasnya. Jika kita hanya berpikir intensif atau ekstensif saja maka masih banyak hal yang tentunya belum kita ketahui dan kita kuasai.
Pertanyaan:
1.
Apakah makna dari filsafat menjembatani antara pengetahuan (pikiran) dan hati (spiritual)?
2. Berpikir intensif dan ekstensif haruskah selalu berjalan beriringan?
3. Bagaimana contoh konkretnya jika kita hanya berpikir intensif atau ekstensif saja?  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar