Refleksi
Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika oleh Dr. Marsigit, MA.
Tugas 3 (18 September 2012)
Seberapa pentingkah hubungan antara hati dan
pikiran? Mungkin pertanyaan tersebut sering dilontarkan oleh beberapa orang.
Apakah hati atau pikiran terlebih dahulu yang harus didahulukan? Dan masih ada
bahkan banyak orang yang terjebak dalam
memaknai antara hati dan pikiran. Terkadang mereka juga tidak tepat
dalam menghubungkan antara hati dan pikiran. Sebenarnya antara hati dan pikiran
memanglah harus seimbang. Tetapi setinggi-tinggi pikiran yang kita miliki
janganlah sampai melampaui hati. Karena hati mencerminkan spiritual, dan
spiritual adalah hal yang paling tinggi.
Kemampuan berpikir yang dimiliki oleh
manusia sangatlah terbatas. Tetapi tidak sedikit dari orang-orang “barat”
menggunakan pikirannya melampaui keterbatasannya. Mereka berpikir dan meneliti
tentang nyawa, ruh, dan adanya Tuhan. Sangat jelas bahwa mereka sudah melewati
batas. Nyawa dan Ruh mempunyai dimensi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan dimensi manusia. Dan sebagai manusia,
hendaklah berpikir sesuai dengan dimensi yang dimiliki. Penelitian tentang
nyawa dan ruh yang dilakukan oleh orang-orang barat sering mengalami kegagalan.
Karena memang bukan ranahnya mereka untuk meneliti hal tersebut.
Segala sesuatu baik yang ada dan yang
mungkin ada mempunyai dimensi yang berbeda-beda.Obyek yang dipikirkan mempunya
dimensi, Subyek yang memikirkan juga berdimensi, dan bahkan metode untuk
memikirkan obyek tersebut juga mempunyai dimensi berbeda-beda. Namun, metode
yang paling tinggi diantara segala metode adalah metode spiritual. Contohnya,
mereka yang menggunakan metode spiritual akan memikirkan sesuatu berdasarkan
kitab suci agama yang mereka yakini, dan mencari jawaban dari apa yang
dipikirkan dengan cara beribadah dan menggunakan kitab suci.
Pikiran manusia memang terbatas, namun
kemampuan otak tersebut dapat dilatih. Dilatih untuk mengingat dan dilatih
untuk melupakan. Tidak hanya kemampuan mengingat saja yang penting, akan tetapi
kemampuan melatih juga sangat penting. Tidak bisa dibayangkan jika setiap
manusia tidak bisa melupakan hal-hal yang terjadi pada dirinya semenjak bayi
hingga menjadi tua. Semua hal akan selalu diingat, bahkan untuk
kejadian-kejadian traumatik yang bisa membuatnya menjadi stres atau down. Jadi kemampuan otak untuk
melupakan juga mempunya peranan penting.
Cara terbaik untuk melatih kemampuan
mengingat dan melupakan yaitu dengan adanya interaksi. Interaksi yang dilakukan
adalan interaksi dengan segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Secara
psikologi, yang berhubungan dengan dunia luar ada kaitannya dengan kesadaran,
baik kesadaran hati maupun kesadaran pikiran. Banyak orang yang tidak menyadari
bahwa kesadaran tidak hanya di dalam pikiran, tetapi seluruh anggota tubuh dan
bahkan sel-sel pembentuknya mempunyai kesadaran. Dan bagaimana caranya untuk
menyadari hal tersebut? Maka unsur dasarnya adalah sebuah potensi. Potensi yang
meliputi ada dan yang mungkin ada.
Bagi orang-orang yang mencari ilmu,
sebenarnya juga ada tingkatannya. Setinggi-tinggi atau sebesar-besar orang
mencari ilmu adalah dia yang mencari ilmu dan kemudian bermanfaat bagi orang
banyak di seluruh dunia ini. Dan serendah-rendahnya mencari ilmu adalah dia
yang mencari ilmu hanya bagi dirinya sendiri. Jadi bagi seseorang yang berilmu,
sebaiknya janganlah dipendam untuk diri sendiri, akan tetapi di share kan kepada orang-orang lain.
Karena kebermanfaatan bagi orang banyak juga akan menjadi hal yang sangat
penting bagi kehidupan ini.
Pertanyaan:
Setiap
ahli filsafat mengemukakan pendapat mengenai definisi ilmu yang berbeda-beda.
Sebenarnya apa yang melatarbelakangi definisi-definisi ilmu tersebut bagi
mereka?